Kehidupan masyarakat menuntut kita untuk mentaati etika dan norma yang berlaku. Etika merupakan kebiasaan atau adat istiadat yang lahir dari refleksi masyarakat. Dengan etika, orang bisa membedakan antara yang baik dan buruk. Pada akhirnya, pandangan normatif tersebut tak hanya berlaku di lingkungan masyarakat, namun juga dunia kerja termasuk untuk etika profesi dalam akuntansi.
Apa itu Etika Profesi Akuntansi?
Akuntansi menjadi salah satu profesi yang menerapkan etika sebagai penilaian. Etika profesi akuntansi dikenal pula dengan istilah kode etik profesi. Ini berarti para akuntan wajib mematuhi kode etik yang berlaku selama bekerja. Mengapa akuntan harus mematuhi kode etik sebagai seorang profesional? Sama halnya dengan hukum, kode etik membantu akuntan untuk bekerja secara profesional. Mengingat profesi akuntan rawan skandal, kode sangat dibutuhkan. Dengan begitu, akuntan bisa bekerja dengan baik dan sesuai koridor. Di Indonesia, kode etik akuntan dirancang oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) berdasarkan pandangan normatif akuntan profesional. Ada beberapa poin yang tercantum dalam kode etik dan harus dipatuhi oleh semua anggotanya.
Perumusan kode etik tentu ada tujuan tersendiri. Berdasarkan poin-poinnya, kode etik diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan hidup akuntan. Selain itu, profesi dan kelembagaannya terjamin dan terjaga dengan baik. Akuntan juga bisa bekerja dengan profesional, tanpa mengutamakan kepentingan pribadi. Para akuntan mesti menjunjung tinggi harkat dan martabat profesi akuntan di mata masyarakat.
Poin-Poin Kode Etik Akuntan
Kalau tujuan kode etik seperti itu, lantas apa saja etika profesi akuntansi yang harusnya dimiliki setiap akuntan? Dilansir dari IAI, ada beberapa prinsip dasar akuntan dalam bekerja, yakni:
1. Integritas
Integritas seorang akuntan terlihat dari caranya memenuhi tanggung jawab terhadap klien. Kualitas akuntan dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap dirinya. Elemen terpenting dari integritas adalah kejujuran tanpa membuka rahasia penerima jasa. Akuntan mesti berterus terang tentang kondisi sebenarnya. Di atas semua itu, kepercayaan dan pelayanan tetap nomor satu untuk klien.
2. Mandiri
Sikap mandiri bukan berarti bekerja sendiri, namun akuntan bisa berdiri sendiri. Artinya, akuntan bisa membuat laporan keuangan tanpa pengaruh pihak luar. Jika bekerja dalam tim, akuntan tetap mampu menyajikan laporan dengan baik. Kemandirian sangat dibutuhkan oleh akuntan, agar kelak dapat menunjang karirnya sebagai auditor.
3. Rahasia
Etika profesi akuntansi paling dasar adalah kerahasiaan. Akuntan tidak boleh menyebarluaskan informasi dan laporan yang mereka kerjakan. Laporan keuangan hanya dibuat untuk kalangan internal dan rahasia. Hal ini untuk menghindari penyalahgunaan laporan di kemudian hari. Misalnya saja, laporan keuangan perusahaan A yang dibuat untuk dewan komisaris atau direksi.
4. Standar Teknis
IAI telah mengatur standar teknis dalam menyajikan laporan keuangan. Para akuntan mesti bekerja sesuai standar yang ada. Ini bukan hanya memenuhi kebutuhan klien, tetapi meningkatkan kepercayaan publik terhadap dirinya. Bukan tidak mungkin, akuntan lebih dipercaya oleh klien besar.
5. Objektivitas
Seluruh akuntan harus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, akuntan harus bersikap objektif. Mereka tidak boleh memihak salah satu pihak, agar data yang disajikan benar-benar aktual. Bila akuntan berat sebelah, laporan yang disajikan terkesan subjektif.
6. Tanggung Jawab
Untuk meningkatkan kepercayaan publik, akuntan harus mampu bertanggung jawab atas seluruh pekerjaannya. Moral dan profesionalitas menjadi bagian dari etika profesi akuntansi. Seorang akuntan sekurang-kurangnya harus peka terhadap klien. Dengan tanggung jawab penuh, semua laporan tersaji sesuai kebutuhan.
7. Kompetensi
Apapun profesinya, seseorang tentu dituntut untuk kompeten atau ahli. Begitu pula dengan akuntan yang harus berkompetensi mengolah transaksi keuangan. Dalam bekerja, akuntan harus hati-hati dalam menghitung dan menyajikan data. Ini untuk mencegah mereka terjebak pada fraud atau penipuan. Bukan cuma itu, mereka bisa mempertanggungjawabkan laporan yang diberikan. Jika Anda tertarik menjadi akuntan, menyajikan laporan dari data transaksi keuangan bukanlah hal mudah. Kepekaan dan kehati-hatian akuntan sangat dibutuhkan, agar tidak merusak hasil pekerjaan. Sedikit saja kesalahan yang terjadi dapat berujung fatal bagi seorang akuntan. Tak hanya terancam kehilangan kepercayaan publik, karir akuntan pun bisa tamat seketika. Itulah mengapa IAI menetapkan etika profesi akuntansi untuk ditaati. Untuk meminimalisir kesalahan dalam membuat laporan keuangan, Anda bisa menggunakan software akuntansi agar pencatatan data transaksi keuangan menjadi lebih optimal.
Anda bisa menggunakan Accurate Online untuk software akuntansi bisnis Anda. Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 300 ribu pengguna di Indonesia untuk pembukuan dan membuat laporan keuangan yang lebih mudah. Tidak hanya itu, dengan Accurate Online, Anda bisa memantau stok dan laporan transaksi dimanapun dan kapanpun, penghitungan pajak, aset dan masih banyak lagi. Tidak percaya? Anda bisa mencoba Accurate Online secara gratis selama 30 hari.