Pengertian Laba Bersih dan Cara Menghitung Laba Bersih

Di dalam ilmu ekonomi, semua aktivitas usaha yang dilakukan akan selalu mengharapkan laba atau keuntungan. Laba merupakan keuntungan yang didapat dari aktivitas usaha perusahaan. Keuntungan ini diperoleh dari pendapatan dikurangi biaya-biaya produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Namun terdapat bberapa jenis laba dalam keberlangsungan usaha, salah satunya adalah laba bersih.

Laba sendiri tersusun oleh beberapa komponen penyusun. Terdapat tiga komponen penyusun laba yaitu: (1) pendapatan, (2) beban, dan (3) biaya. Ketiga komponen ini membentuk laba ketika pendapatan dikurangi jumlah beban dan biaya pada perusahaan.

Jenis laba terbagi menjadi empat macam. Macam-macam laba yang ada dalam akuntansi adalah laba kotor, bersih, operasi, dan laba sebelum pajak. Pada artikel kali ini, kami akan mengulas lebih dalam mengenai laba bersih.

Pengertian Laba Bersih

Laba bersih adalah laba yang didapatkan setelah dikurangi pajak. Lebih detailnya laba ini adalah keuntungan yang didapat dari jumlah selisih pendapatan dan biaya-biaya yang sudah dikurangi pajak. Selain itu, ada yang menyebutnya laba sebelum bunga , pajak, dan depresiasi.

Pada intinya penggunaan istilah tersebut untuk memperjelas darimana laba tersebut diperoleh. Misalnya, pada istilah laba sebelum bunga dan pajak, laba ini diperoleh dari hasil keuntungan sebelum dikurangi biaya bunga dan pajak. Istilah-istilah yang berbeda ini sangat membantu para manajer dan investor untuk menentukan keputusan bisnis kedepannya melalui berbagai perhitungan rasio keuangan.

Laba ini dihitung berdasarkan transaksi yang benar terjadi pada periode tertentu. Laba  diperoleh dari aktivitas usaha seperti jual beli barang. Dalam sektor perdagangan, keuntungan disebut laba. Sedangkan, sektor investasi keuntungan lebih dikenal dengan nama profit.

Tujuan Penghitungan Laba

Laba dalam suatu aktivitas perdagangan tentu memiliki tujuan untuk menjalankan fungsi tertentu. Tujuan dari dihasilkan laba terdapat tiga tujuan utama. Tiga tujuan utama dari menghasilkan laba adalah sebagai berikut:

  • Sebagai sumber dana untuk dana cadangan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan investasi, pengembangan serta dana darurat perusahaan.
  • Sebagai sumber dana untuk membayar utang perusahaan.
  • Sebagai sumber dana untuk membiayai biaya operasional dan bahan baku.

Dari ketiga tujuan untuk menghasilkan laba perusahaan ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan berusaha keras menghasilkan laba untuk meningkatkan kualitas perusahaan dan memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain itu, dengan adanya laba, perusahaan mampu memprediksikan keberlanjutan perusahaannya selama beberapa tahun ke depan dengan perhitungan manajemen investasi dan resiko.

Elemen Pembentuk Laba Bersih

Dalam menghitung laba bersih, konsep utama yang dipakai adalah laba kotor dikurangi beban usaha. Dalam menentukan nilai laba tersebut terdapat beberapa elemen yang harus diketahui yaitu: (1) Laba Kotor, (2) Beban Usaha, (3) Pendapatan Lainnya, dan (4) Harga Pokok Penjualan. Laba kotor ini diperoleh dari hasil penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan secara keseluruhan. Penjualan bersih diperoleh dari hasil penjualan kotor dikurangi biaya angkut, biaya penjualan, dan potongan penjualan.

Kemudian, laba ini diperoleh dari selisih antara laba kotor dan beban usaha. Beban usaha ini bisa berupa beban atau biaya yang digunakan untuk keperluan operasional maupun non operasional perusahaan. Biaya operasional atau beban operasional adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan operasional perusahaan. Contohnya, biaya administrasi, biaya transportasi, biaya pemasaran, serta biaya sewa.

Berbeda dengan biaya operasional, biaya non operasional atau beban non operasional  adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan operasional. Sebagai contoh, biaya pajak, biaya bunga, biaya penyusutan dan amortisasi.

Selanjutnya, jika ada pendapatan tambahan lainnya juga bisa ditambahkan. Misalnya, pendapatan bunga dan pendapatan dari hasil penjualan aset perusahaan. Tak lupa elemen terakhir pembentuk laba  yaitu Harga Penjualan Pokok, yang diperoleh dari semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang.

Cara Menghitung Laba Bersih

Sebelum mengenal lebih dalam mengenai rumus perhitungannya, harus memahami beberapa istilah yang akan digunakan untuk memperoleh nilai laba tersebut. Terdapat tiga istilah baru yang perlu dicermati yaitu EBITDA, EBIT, dan EBT.

Pertama adalah EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization) lebih dikenal dengan sebutan laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi. EBITDA diperoleh dari selisih beban bunga dan biaya operasional.

Kedua, EBIT adalah singkatan dari Earning Before Interest and Tax dikenal dengan istilah  laba sebelum bunga dan pajak dalam Bahasa Indonesia. EBIT diperoleh dari selisih nilai laba sebelum pajak, bunga, penyusutan dan amortisasi atau EBITDA dan biaya penyusutan dan amortisasi.

Kemudian, EBT adalah singkatan dari Earning Before Tax yang diartikan dalam Bahasa Indonesia laba sebelum pajak. Nilai EBT diperoleh dari selisih antara penjumlahan beban bunga dan pendapatan bunga dengan laba sebelum pajak dan bunga.

Sehingga, pada dasarnya rumus perhitungan laba bersih adalah laba kotor dikurangi dengan beban usaha perusahaan selama periode tertentu. Laba tersebut juga bisa diperoleh dari selisih nilai laba sebelum pajak atau EBT dengan beban pajak

Diharapkan rumus ini bisa dipahami seperti konsep yang sudah dibahas. Karena, konsep yang sudah dipahami dengan baik akan membantu dalam menyelesaikan persoalan dalam mencari nilai laba pada sebuah laporan keuangan.

Contoh Perhitungan Laba Bersih dangan Laporan Keuangan

Dalam perhitungan laba terdapat dua macam tampilan di sebuah laporan laba rugi perusahaan yaitu (1) Laporan laba rugi langsung dan (2) laporan laba rugi tak langsung. Laporan laba rugi langsung hanya menampilkan akun-akun komponen utama penyusun laporan laba rugi tanpa mencantumkan detail. Sedangkan, laporan laba rugi tak langsung menampilkan semua komponen utama penyusunan laporan laba rugi beserta detailnya.

Berikut contoh laporan laba rugi langsung:

PT Pasta Pesto

LAPORAN LABA RUGI

 Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019 

Dalam Rupiah

Pendapatan
Penjualan bersih778.255.000
Pendapatan Sewa600.000
Jumlah Pendapatan708.855.000
Beban:
Harga pokok penjualan523.305.000
Beban penjualan70.820.000
Beban administrasi34.890.000
Beban bunga2.440.000
Jumlah beban633.455.000
Laba Bersih75.400.000

Sedangkan untuk laporan laba rugi tak langsung, atau yang lebih dikenal dengan istilah laporan laba rugi multi step, seperti dibawah ini:

PT Pasta Pesto

LAPORAN LABA RUGI

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019

(dalam Rupiah)

Kesimpulan

Dari contoh diatas sudah bisa dipahami mengenai pengertian dan cara penghitungan laba bersih. Pada dasarnya laba ini merupakan keuntungan paling bersih yang bisa diperoleh. Artinya, sudah tidak ada lagi pemotongan keuntungan dalam bentuk apa pun dan merupakan pendapatan dari sebuah bisnis atau usaha yang sesungguhnya. Hasil akhir yang diperoleh itulah yang menentukan laba atau ruginya suatu usaha.

Mengukur tingkat keuntungan bisnis dengan penghitungan dan manajemen laba adalah hal yang wajib dilakukan bagi para pelaku bisnis. Hal ini berkaitan dengan kesehatan bisnis yang tercermin dari laporan keuangan yang menghasilkan keuntungan.

Anda bisa membuat laporan keuangan dengan proses pembukuan manual jika Anda baru memulai usaha. Namun seiring berjalannya waktu, ada baiknya Anda menggunakan software akuntansi untuk memudahkan Anda dalam proses pembuatan dan penghitungan laba rugi pada perusahaan.Salah satu software akutnansi yang memiliki fitur laporan keungan terlengkap di Indonesia adalah Accurate Online.

Dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa dengan mudah melakukan pencatatan pembukuan dan mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan dengan mudah kapanpun dan dimanapun Anda mau.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top